23.03.202219:21:00UTC+00Minyak Berjangka Ditutup Tajam Lebih Tinggi karena Penurunan Persediaan

Minyak mentah berjangka menetap di level tertinggi lebih dari 2 minggu pada hari Rabu, terangkat oleh data yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah AS dan di tengah kekhawatiran mengenai gangguan pasokan karena perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Kekhawatiran mengenai gangguan dalam ekspor minyak mentah dari terminal CPC Kazakhstan di pantai Laut Hitam Rusia berkontribusi secara signifikan terhadap kenaikan harga minyak. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk bulan Mei berakhir lebih tinggi sebesar $5,66 atau sekitar 5,2% di $114,93 per barel. Minyak mentah berjangka Brent naik $6,22 atau 5,39% pada $121,72 per barel beberapa waktu lalu. Menurut laporan, ekspor minyak mentah dari terminal CPC Kazakhstan berhenti sepenuhnya pada hari Rabu setelah kerusakan yang disebabkan oleh badai besar dan cuaca buruk yang berkelanjutan. Pipa membawa sekitar 1,2 juta barel per hari dari kelas minyak mentah utama negara itu, yang hampir 1,2% dari permintaan global. Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden, kemungkinan besar akan mengumumkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia ketika beliau bertemu dengan para pemimpin Eropa di Brussels besok. Data yang dirilis oleh Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pagi ini menunjukkan stok minyak mentah AS turun 2,51 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 18 Maret, setelah melihat peningkatan 4,35 juta barel pada pekan sebelumnya. Penurunan tersebut lebih dari 1,7 kali penurunan yang diharapkan. Persediaan bensin turun 2,95 juta barel pekan lalu, setelah turun sebesar 3,62 juta barel sepekan sebelumnya. Sementara itu, stok distilat turun 2,07 juta barel pekan lalu, setelah melihat peningkatan 332.000 barel pada pekan sebelumnya. American Petroleum Institute melaporkan Selasa malam bahwa stok minyak mentah AS turun 4,3 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 18 Maret karena bertentangan dengan ekspektasi analis untuk peningkatan.